Terjemahan

Rabu, 26 November 2014

Contoh cerpen dan ulasannya : " Sebuah Mimpi Sebelum Tidur "

Contoh cerpen dan ulasannya :


Sebuah Mimpi Sebelum Tidur

“ Good Bye my last years, welcome New Year, happy time, happy day, everywhere ”, ku lihat lagi sebuah catatan kecil yang sempat ku tulis beberapa waktu yang lalu di tanggal terakhir kalender 2013. Malam ini adalah malam ketiga di tahun 2014, malam yang sunyi, malam yang sepi. Di tengah gelapnya malam, di antara lampu-lampu yang tak menyala, hanya kamarku yang masih berbinar. Malam yang dingin dan melelahkan, itulah yang terasa saat ini. Hanya angin yang berhembus pelan, menari di antara celah dedaunan yang setia menemaniku di malam kelam ini. Hati masih risau dan terbengkalai, otot dan saraf-saraf di tubuh ini masih merintih, namun mata masih enggan tuk terpejam.

Ku ambil gitar, ku coba merangkaikan suasana hati melalui melodi yang merambat dan bergetar. Namun sayangnya itu tak berhasil membuat hatiku merasa nyaman. Ku rebahkan kembali tubuhku di atas ranjang tempat tidur yang tak seberapa nyaman ini. Mata belum juga terpejam,. “December 30, time to action with TL theater team, Ganbatte kudasai ne!”, sebuah tulisan yang terselip di antara puluhan gambar yang terpampang di tembok membuatku menarik nafas yang dalam. Kemudian fikirku melambung jauh, ingatan tentang hari ini dan beberapa hari yang lalu mengunjungiku, mengganggu perasaanku.

Malam ini, malam yang menggetarkan hati. Ah bukan, tapi malam yang mengguncang jiwa. Hal ini tidak lagi seperti menggores hatiku, tapi telah merobek dan mencabik-cabik harapanku. Tak terbayangkan lagi waktu luang yang telah terbuang sia-sia dua minggu bahkan sebulan terakhir ini. Kebanggaan dan senyum yang seharusnya menjadi hasil akhir dari keringat selama ini, ironisnya hanya menyisakan rasa kecewa yang melumatkan hati. Kenangan dua minggu liburan akhir semester lalu merasuki otakku. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, sebuah foto dan video yang tak sengaja dibuat ketika aku dan teman-teman teater berlatih untuk mempersiapkan diri untuk sebuah acara yang ternyata hanya sebagai ajang kekecewaan kami. Ketika aku lihat kembali saat-saat kebersamaan bersama mereka, sungguh aku merasa hidup kembali. Aku merasakan ada sesuatu yang melengkapi hidupku, melengkapi jiwaku, bersama mereka. Ada sesuatu yang tak mampu diwakili oleh kata apapun saat mata ini melihat senyum tertoreh di setiap wajah kami. Aku merasakan sentuhan kehangatan dan keterbukaan di setiap celah kebersamaan kami. Semangat api yang menyala saat kami berbondong-bondong berkeringat ke sekolah dikala teman-teman yang lain menikmati secangkir teh hangat di hari liburnya. Mendung, gerimis, becek, hujan, bahkan badai semua itu terasa sirna ketika kami saling bertemu satu dengan yang lainnya.
Mungkin berat rasanya mengorbankan hari libur dan kegiatan yang menyibukkan lainnya untuk sebuah pertemuan, tapi karena kami punya mimpi yang sama itu takkan seberapa. Memang senang rasanya latihan berjalan dengan cukup baik, meski pun tak terpungkiri banyak masalah yang melengkapi. Tapi ini lain lagi ceritanya, karena kerja keras kami dibayar dengan kekecewaan. Mungkin tak apa untuk teman-temanku, tapi aku sudah menaruh banyak harapan pada pementasan itu. Tangis tak terelakkan lagi, hanya air mata yang menggantikan keringat ku, keringat kami semua. Jujur itu menyakitkan untukku, meski pun ini bukan sakit yang pertama lagi.
Belum lekas sembuh juga luka saat itu, hari ini kesempatan yang seharusnya membantu menyembuhkan luka itu sebaliknya hanya mempersulit dan menambah kedalaman lukaku. Sungguh aku sangat kecewa, tidak hanya kepada orang lain, tapi juga diriku sendiri. Hmm, sebulan sudah aku dan anak-anak di desaku belajar menari, belajar kekompakan, dan khusus untukku belajar bersabar mendidik anak-anak yang nakal itu. Dua kali dalam seminggu aku meluangkan waktu untuk merasakan kebersamaan lainnya, yang tidak lain adalah mereka, anak-anak di desaku. Di sini, bersama mereka aku bisa mengerti bagaimana perasaan menjadi seorang kakak, seorang guru, seorang teman, dan belajar menahan diri. Yaah, dengan usaha dan sedikit tekanan batin, aku berusaha menggerakkan tangan-tangan kecil mereka, menuntun gerakan tubuh mereka yang masih kaku, dan itu cukup membuahkan hasil. Kami anak-anak desa yang mencintai alunan gamelan yang menghanyutkan jiwa, telah bersiap untuk menunjukkan apa yang telah kami persiapkan selama sebulan terakhir. Dengan semangat kami, dengan balutan keringat kami.
Tapi, hari ini kesiapan itu tengah berada dalam goncangan. Dengan berat hati, aku dan lima anak lainnya tak bisa ikut menari ataupun menyanyikan lagu-lagu indah dalam iringan gamelan tiga hari lagi karena suatu halangan yang tak pernah kami inginkan. Jujur, aku merasa berat melepas tempatku di pertunjukkan itu, aku merasa terpukul. Begitupun dengan anak-anak yang lain, aku melihat kesedihan mereka karena kehilangan enam anggota. Tapi aku tetap mendorong semangat mereka, karena ini adalah tanggung jawabku sebagai salah satu penuntun mereka. Hari ini pun, anak-anak itu datang menjemputku, menggandeng tanganku, meminta tuntunanku. Aku mengerti maksud mereka, mereka ingin aku menemani latihan mereka hari ini. Aku pun bergegas, bergegas meraih tangan-tangan kecil mereka.
Entah kenapa aku benar-benar merasa sedih, merasa kehilangan segala kesempatan yang bagaikan hanya membawa harapan kosong. Aku merasa semua pilihan yang aku buat terbuang begitu saja, tanpa ada hasil, tanpa kebanggaan sedikitpun. Hatiku terasa penuh, terasa panas, terasa sesak saat aku harus menerima kenyataan bahwa aku telah gagal. Menyesal rasanya karena telah banyak membuang-buang waktu tanpa ada hasil yang nyata untuk diriku sendiri.
Aku menghela nafas kembali, memejamkan mata sejenak dan bersiap menerima kenyataan yang ada. Ku coba ingat kembali mereka, teman-temanku di teater dan anak-anak desa. Aku membayangkan kembali saat-saat bersama mereka, orang-orang yang selalu ada untukku. Aku melihat tingkah anak-anak desa yang sering membuatku kesal setiap kali latihan, tidak menghiraukan kata-kataku, dan bahkan membuatku marah-marah. Aku bisa merasakan canda tawa mereka, tingkahnya yang masih kekanak-kanakan, tangisaan-tangisan lugu saat diganggu temannya yang lain, dan semangat mereka menyanyikan lagu dengan nada yang memecah gendang telinga. Aku juga mendengar kembali kata-kata konyol teman-temanku di teater, merasakan kebersamaan dan teringat kejahilan-kejahilan mereka. Akhirnya aku belajar dari semua yang terjadi akhir-akhir ini.
Semua yang terjadi memang membuatku terluka, membuatku sedih. Tapi dibalik semua itu ternyata tak ada hal yang sia-sia. Mereka semua mengajarkanku tentang ketegaran, tentang kebersamaan dan kehangatan. Karena setiap orang punya kesempatan, hanya saja kesempatan itu tidak berpihak kepadaku saat ini. Dengan begitu, aku bisa melepas anak-anak desa menari dan bernyanyi tiga hari lagi tanpaku, dan aku yakin mereka tak akan mengecewakan perjuangan yang sudah selama ini dilakukan dengan balutan aneka rasa. Begitu pun dengan teman-temanku di teater, mereka membuatku mengerti jika kami tak akan berhenti sampai disini. Karena kami takkan tenggelam lebih dalam lagi dalam kekecewaan. Dan kami akan selalu menyatukan mimpi kami, membuat kami semakin erat, dan akan terus berjuang karena kami tanpa laut. Biarlah mimpi buruk berlalu di tahun lalu, dan bersiaplah mengepakkan sayap untuk terbang bebas berlabuh pada mimpi indah di tahun yang baru ini. “dear my friens, we can’t do everything before we try to do something. Do the best, to be the best!”
Hmm… malam pun semakin larut, mata pun mulai lelah setelah bernostalgia kembali dengan kenangan-kenangan itu, dengan teman-teman teater yang konyol, dan anak-anak desa yang tak bisa diurus. Akhirnya aku tertidur bersama saat-saat menyebalkan dan menyenangkan dimana aku benar-benar di terima di sisi mereka, di tengah-tengah gerombolan wajah lugu anak-anak desa, dan di antara kehangatan tawa teman-teman tanpa laut. Aku menyukai itu, merasa bahagia, jatuh cinta dengan mereka, membencinya, merindukannya dan kemudian jatuh cinta lagi padanya.


Teks Ulasan

   Judul cerpen      : Sebuah mimpi sebelum tidur
      Penulis           : Dita Mahardhika
            Jenis cerpen     : Fiksi
      Tebal            : 2 halaman
           

      Cerita ini dimulai dengan seorang pemuda yang susah terlelap di malam yang senyap, cerpen yang ditulis oleh Dita Mahardhika ini ditulis olehnya berdasarkan pengalamannya ketika masa-masa putih abu-abu bersama kawan-kawannya di desa.

            Dalam cerpen ini, dikisahkan tentang penyesalan seorang remaja sehingga kegelisahan menghantuinya ketika malam gelap gulita yang membuatnya tidak bisa tenang. Ia telah mencoba dengan segala cara tetapi bayangan tentang waktu liburan semester yang luang terbuang sia-sia begitu saja. Seharusnya hasil keringatnya bersama teman-temannya berbuah kebanggan dan senyum. Namun justru hanya kekecewaan dan luka yang ia dapatkan.

            Dalam kekecewaannya itu terbesit pandangan dari sisi positif  seperti kebersamaannya dan kawan-kawan teaternya. Suatu kata apapun tak bisa mewakili tiap-tiap mata mereka yang melihat senyum yang telah tertoreh dari setiap wajah-wajah masing-masing dari mereka. Bahkan, halangan layaknya hujan ,mendung ,gerimis ,becek dan badai halilintar akan sirna begitu saja ketika mereka saling bertemu.

            Bagi mereka memang berat mengorbankan hari libur untuk kegiatan yang menyibukkan itu yang hanya untuk sebuah pertemuan tetapi pengorbanan mereka didasari oleh mimpi yang sama. Namun, tangis tak dapat dibendung ketika keringat mereka justru dibayar dengan air mata. Di samping itu, mengingat dengan saat-saat itu justru membuat luka yang mendalam itu semakin parah. Karena sudah sebulan ia dan anak-anak (kawannya) di desanya belajar menari, belajar kekompakan dan khusus untuk dirinya sendiri ia diajarkan bersabar dan tegar, ia berusaha agar itu membuahkan hasil . Mereka anak-anak desa mencintai alunan gamelan yang menghanyutkan jiwa-jiwa yang telah bersiap menunjukkan apa yang telah dipersiapka selama 2 bulan terakhir itu.
                       
            Selanjutnya tiba suatu hari yang pada saat itu ia dengan berat hati bersama 5 anak yang lain tidak dapat iku menari karena suatu halangan yang tidak pernah mereka inginkan. Begitu juga dengan yang lain, mereka yang lain menampakkan wajah kecewa . Namun, ia tetap mendorong semangat mereka. Di balik itu, ternyata tidak ada hal yang sia-sia karena pada akhirnya itu mengajarkan pada mereka tentang ketegaran,kebersamaan dan kehangatan. Kemudian setelah ia bernostalgia dengan semua itu, akhirnya barulah matanya dapat tertutup dan pikirannya hanyut ke mimpi saat tidur.

            Kelebihan cerpen ini yaitu suatu pesan yang disampaikan tentang semangat pantang menyerah dan kebersamaan. Walaupun akhirnya tidak pernah terbayangkan apa yang akan terjadi, tetapi justru pada akhirnya hal itu mengajarkan tentang ketegaran dan kebersamaan yang membawa ketenangan.


            Cerpen ini  sangat cocok dibaca oleh para remaja dalam bergaul dengan teman sebayanya, utamanya sahabat. Selain itu, hal ini memotivasi mereka agar selalu pantang menyerah apapun yang akan terjadi. Jika suatu hal yang dilalui bersama-sama membuat kekecewaan maka kita harus tetap bersabar,tegar dan jangan mudah putus asa .

Minggu, 13 Juli 2014

Label Buku Tulis Ir. Soekarno

Khusus istimewa bagi penggemar Soekarno yang masih duduk di bangku sekolah sebagai pelajar generasi muda Indonesia,untuk dipakai di buku tulis (nama & mapel isi sendiri) caranya ekstrak dulu formatnya dari PDF ke DOC .Untuk melihat file-nya ,silahkan klik disini !!

Jumat, 11 Juli 2014

Hubungan teks proklamasi dengan pembukaan UUD 1945 Makna Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4

    
Hubungan teks proklamasi dengan pembukaan UUD 1945

      Proklamasi kemerdekaan mempunyai hubungan yang erat, tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan dengan Undang-Undang Dasar 1945 terutama bagian Pembukaan UUD 1945. Proklamasi kemerdekaan dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kesatuan yang bulat. Apa yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu amanat yang luhur dan suci dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

      Makna Proklamasi Kemerdekaan yaitu pernyataan bangsa Indonesia kepada diri sendiri maupun kepada
dunia luar bahwa bangsa Indonesia telah merdeka, dan tindakan-tindakan yang segera harus dilaksanakan
berkaitan dengan pernyataan kemerdekaan itu, telah dirinci dan mendapat pertanggungjawaban dalam
Pembukaan UUD 1945. Hal ini dapat dilihat pada:

1) Bagian pertama (alinea pertama) Proklamasi Kemerdekaan (“Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan ke-merdekaan Indonesia”) mendapat penegasan dan penjela-san pada alinea pertama sampai
dengan alinea ketiga Pem-bukaan UUD 1945.
2) Bagian kedua (alinea kedua) Proklamasi Kemerdekaan (“Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan
dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”) yang
merupakan amanatindakan yang segera harus dilaksanakan yaitu pembentukan negara Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan termuat dalam Pembukaan UUD 1945  alinea keempat.

        Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945 merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Apa yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 telah dijabarkan kedalam pasal-pasal yang ada dalam Batang Tubuh UUD 1945. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dijelmakan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu dapat pula disimpulkan bahwa Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945.
Meskipun Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan Batang Tubuh UUD 1945, namun antara keduanya mempunyai kedudukan yang terpisah. Hal ini dikarenakan bahwa Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah Negara yang mendasar (staatsfundamentalnorm) yang tidak dapat dirubah oleh siapapun kecuali oleh pembentuk Negara. Untuk dapat dikatakan sebagai Pokok Kaidah Negara yang mendasar (Staatsfundamentanorm) harus memiiliki unsur-unsur mutlak, antara lain:

1. dari segi terjadinya, ditentukan oleh pembentuk Negara dan terjelma dalam suatu pernyataan lahir
sebagai penjelmaan kehendak pembentuk Negara untuk men-jadikan hal-hal tertentu sebagai dasar-dasar
Negara yang dibentuknya;

2. dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok negara, yaitu dasar tujuan Negara baik tujuan umum
maupun tujuan khusus, bentuk negara, dan dasar filsafat Negara (asas kerokhanian Negara).
Sebagaimana telah diuraikan dalam pembahasan sub bab Suasana Kebathinan Konstitusi Pertama di atas,
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah memenuhi unsur-unsur sebagai Pokok Kaidah Negara yang
mendasar (Staatsfundamentalnorm).

       Pembukaan UUD 1945 juga memiliki hakikat kedudukan hukum yang lebih tinggi dari pada pasal-pasal dalam Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945. Sedangkan Batang Tubuh UUD 1945 yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memiliki sifat supel, artinya dapat mengikuti perkembangan jaman sehingga memungkinkan untuk dilakukan perubahan yang sesuai dengan perkembangan jaman.

       Dengan demikian jika kita mencermati hubungan antara Proklamasi Kemerdekaan dengan Pembukaan UUD 1945 yang merupakan hubungan suatu kesatuan bulat, serta hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945 yang merupakan hubungan langsung, maka dapat disimpulkan bahwa Proklamasi Kemerdekaan mempunyai hubungan yang erat, tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan dengan Undang-Undang Dasar 1945

Makna Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4
        Dalam alinea ke empat diungkapkan tentang prinsip-prinsip dibentuknya Pemerintah sebagai
instrumen politik dan tugasnya. Untuk memberikan landasan dan acuan bagi penyelenggaraan pemerintahan
dan kehidupan bernegara, disusunlah Undang-Undang Dasar. Sedangkan bentuk negara ditetapkan sebagai
Republik yang berkedaulatan rakyat, artinya Indonesia adalah sebuah republik yang bersifat demokratis.
Sedangkan sebagai dasar negara adalah Pancasila.

Untuk menjamin terwujudnya visi yang telah ditetapkan, Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan kepada
Pemerintah untuk melaksanakan dua tugas pokok ke dalam :

1, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
    ke luar ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
    sosial.

Dari tugas yang diamanatkan kepada Pemerintah tersebut dengan jelas termaktub bahwa Indonesia, baik
sebagai bangsa maupun sebagai wilayah adalah satu kesatuan yang utuh, sesuai dengan jiwa yang
terkandung dalam Sumpah Pemuda. Kesadaran atas kesatuan yang utuh itulah yang merupakan sumber bagi
dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Amanat untuk memajukan kesejahteraan umum mempunyai makna untuk memajukan kesejahteraan bagi
rakyat secara keseluruhan, bukan hanya kesejahteraan orang per orang. Oleh karena itu perlu disusun
suatu sistem yang dapat menjamin terselenggaranya keadilan sosial. Dan kesejahteraan yang harus
diciptakan bukan hanya sekedar kesejahteraan ekonomis, bukan sekedar kesejahteraan material,
melainkan kesejahteraan lahir dan batin, kesejahteraan material dan spiritual. Artinya kesejahteraan
material itu harus terselenggara dalam masyarakat yang saling menghormati dan menghargai hak dan
kewajiban masing-masing, masyarakat yang bebas dari rasa takut, masyarakat yang hidup dalam
kesederajadan dan kebersamaan, masyarakat yang bergotong-royong. Masyarakat adil, makmur dan
beradab itulah warna dari Sosialisme Indonesia.

Amanat tersebut terkait dengan amanat berikutnya, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermakna
membangun peradaban bangsa, sehingga bangsa Indonesia akan mampu hadir sebagai bangsa yang memiliki
kepribadian nasional yang bersumber kepada nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi nasional Indonesia,
yaitu Pancasila. Dengan kepribadian nasional yang dimilikinya itu bangsa Indonesia akan memiliki kepercayaan diri, akan memiliki national dignity. Untuk membangun peradaban bangsa inilah diperlukan
kecerdasan intelektual, emosional, afirmatif (dari affirmative intelegents – kecerdasan untuk mengambil keputusan) dan spiritual, untuk memecahkan berbagai persoalan kehidupan bangsa dan negara, sehingga
mutlak perlu dilaksanakan nation and character building.



Senin, 07 Juli 2014

Cerpen "Malam Perjusami yang Mencekam"

Ane punya cerpen nihh !! Buatan sendiri tentunya dong !! Buat kalian semua sebagai pengunjung setia blog kami terutama untuk para Praja Muda Karana (PRAMUKA) pemuda & pemudi Indonesia ...

Ayo baca yoooo...... !!






Malam Perjusami yang Mencekam

Setelah maghrib,setelah makan malam bersama ,kami para peserta PERJUSAMI sengaja dikumpulkan di sebuah lapangan pinggiran kampung.Yang  jelas ,kampung ini terlihat sepi sekali . Entah apa yang akan dilakukan Kakak Pembina di kampung yang menyeramkan ini

Bunyi tokek bersahutan,sementara desaun angin di antara pohon-pohon membawa kami pada suasana yang mencekam.Ini malam yang tidak biasanya.Oleh karena itu,rasa dinginnya seakan menusuk persendian tulangku . Tubuhku dan keringat yang keluar keluar sisa perjalanan  penjelajahan tak mampu mengalahkan udara yang dingin ini.

Kemudian,kakak pembina datang dan langsung memimpin semua proses latihan uji mental tersebut,seraya berkata : 
“ Halo adik-adik peserta PERJUSAMI ! Setelah ini,kami akan menguji ketahanan mental kalian dalam kecakapan ‘ jurit malam’  .Kalian satu per satu akan dilepas  sendirian menelusuri medan,membaca tanda jejak,dan menerima segala macam sandi atau kode serta kalian akan menerima segala macam  tantangan dan kalian harus pertahankan kode kalian dengan darah dan nyawa.
                   Bisa dimengerti !!... “ 
                   “ Siaap ..” ucap kami semua
Aku berangkat pada urutan ketiga dari regu komodo,setelah Gibran & Rozy.Selintas kuingat bahwa perjalananku nanti akan dihalangi berbagai rintangan.Dari mulai jembatan satu bambu,binatang buas dan daerah yang angker akan membuatku  bersiap-siap bertemu dengan hal-hal ganjil seperti pocong,kuntilanak,genderuwo,jin atau makhluk-makhluk lainnya.

          Aku masih melangkah beberapa ratus meter dari pemberangkatan dengan serius.Namun aku mendengar suara dari rerimbunan pohon,bulu kudukku berdiri,jantungku berdegup kencang.Ah masa ! Baru beberapa ratus meter aku telah mendapatkan ujian itu.Oh ternyata ! Rozy telah menugguku di sana

 “ Jangan buru-buru,kita jalan bareng-bareng aja.” ucap Rozy     
 “ Fuuh.... aku kira tadi ada makhluk halus yang menggangguku.” ucapanku dalam hati

Baru beberapa lama aku & Rozy telah menemukan tanda arah yang tidak jelas,kami tahu bahwa ini pasti ulah Gibran yang usil.Sedangkan di hadapanku terdapat dua arah jalan,dan kami berdua mnjadi ragu,kemudian kami berdua memilih arah kiri . Mudah-mudahan arahnya benar.

Kemudian ujian itu pun muncul dan nyata tepat di depan mataku.Yang jelas setelah itu terdapat sebuah benda putih bergelantungan. “ Astaughfirullahaladzim ! ” Jantungku seakan lepas dari posisinya dan badanku menggigil hebat.Aku tak tahu apa yag harus aku lakukan dengan sebuah kain yang berbentuk pocong yang menjuntai di depanku.Karena tongkat kami berdua akan patah jika dipukulkan pada pohon yang menggantungkan pohon tersebut.

Lima belas menit kami berdua berlari dan kami melihat Dito sedang berlari terengah-engah dengan tubuh gemetar dan kami melihat bercak darah di bajunya.Apa mungkin Dito menghajar habis-habisan kakak pembina yang sedang menggerek pocong tersebut ? Kasihan juga ya,kalau Dito sedang kalap.
    ]
Pagi ini kami peserta PERJUSAMI diberi istirahat yang agak lama,setelah sarapan,kami dibiarkan melakukan kegiatan  mandiri di tepi sungai yang berair jernih ini.Aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini,segera kubenamkan kaki dan kepalaku di sungai yang berair jernih ini. Ada kesegaran yang luar biasa menjalar di tubuhku.

          Di sela-sela acara yang agak rileks itu ,masih banyak diantara kami yang membahas berbagai kejadian lucu sepanjang latihan jurit malam ,semalam .Ada yang lari terbirit-birit dikejar anjing hutan,ada yang masuk ke ladang  jagung milik petani.Dan yang paling seru ketika kami semua membahas peristiwa kemunculan hantu pocong yang ada di jalan kami.Beragam kelakuan dan tindakan spontan dalam menghadapi hantu pocong itu menjadi topik hangat untuk saling menunjukkan nyali diantara kami.Ada yang mengajaknya duel,ada yang memukuli si hantu sampai putus dari tali penggereknya,ada juga yang langsung duduk bersila membaca do’a wiridan pengusir hantu . Dan yang lainnya adalah langsung lari dan menjerit ,untuk yang satu ini biasanya para peserta wanita PERJUSAMI

“ Sebentar –sebentar,tadi kalian bilang menemukan pocong di arah mana? Dari arah       
  jalan yang bercabang ?” tiba-tiba Dito menyela pembicaraan kami
          “ Yang kiri.” jawab kami serempak
          “ Ah,yang kanan barangkali?   ” Dito nampak yakin dengan ucapannya
          “ Yang kiri ah,ya kan kawan ? ” Gibran juga merasa yakin dengan ucapannya
          “ Pocong yang kalian lihat berlumuran darah nggak ? ”Dito masih terus penasaran dengan perbedaan pengalaman kami.

Kami bersamaan menggeleng.Detik itu pula Ditolangsung jatuh lemas tak sadarkan diri di sisi sungai ini.Baru ku tahu kemudian setelah ia sadar,kalau ternyata ia mengambil jalan yang salah .Dia tidak bertemu dengan hantu pocon tiruan ,akan tetapi hantu pocong beneran dengan darah yang membasahi kain kafannya.Kami juga semakin yakin ketika par Kakak Pembina itu memang tidak mendesain arah jalan ke kanan,karena itu arah pemakaman umum kampung ini.Dan menurut cerita masyarakat kampung ini,mereka baru memakamkan warga yang meninggal karena kecelakaan tiga hari yang lau sebelum kami datang ke kampung ini.Hiiiiii............
Kasihan Dito !


Rute Pelayaran dan Penerbangan di Indonesia

Buat adik-adik yang duduk di bangku SMP kelas VII pasti ada kolom aktivitas kelompok untuk mengerjakan Rute Penerbangan dn Pelayaran di Indonesia.Nich ....!! Saya bantu,Semoga bermanfaat .......
Silahkan klik disini  !!

Jadwal Imsyakiyah Ramadhan 2014 wilayah Sumenep dan Sekitarnya


Tanggal


Imsyak


Shubuh


Dzuhur


Ashar


Maghrib


 Isya’

1 Ramadhan
03:57
04:13
11:28
14:50
17:20
18:35
2 Ramadhan
03:57
04:13
11:28
14:50
17:20
18:35
3 Ramadhan
03:58
04:14
11:29
14:50
17:20
18:35
4 Ramadhan
03:58
04:14
11:29
14:50
17:21
18:36
5 Ramadhan
03:58
04:14
11:29
14:51
17:21
18:36
6 Ramadhan
03:58
04:14
11:29
14:51
17:21
18:36
7 Ramadhan
03:58
04:14
11:30
14:51
17:21
18:36
8 Ramadhan
03:59
04:15
11:30
14:51
17:22
18:36
9 Ramadhan
03:59
04:15
11:30
14:52
17:22
18:37
10 Ramadhan
03:59
04:15
11:30
14:52
17:22
18:37
11 Ramadhan
03:59
04:15
11:31
14:52
17:22
18:37
12 Ramadhan
03:59
04:15
11:31
14:52
17:23
18:37
13 Ramadhan
04:00
04:16
11:31
14:52
17:23
18:37
14 Ramadhan
04:00
04:16
11:31
14:53
17:23
18:38
15 Ramadhan
04:00
04:16
11:31
14:53
17:23
18:38
16 Ramadhan
04:00
04:16
11:31
14:53
17:24
18:38
17 Ramadhan
04:00
04:16
11:32
14:53
17:24
18:38
18 Ramadhan
04:01
04:17
11:32
14:53
17:24
18:38
19 Ramadhan
04:01
04:17
11:32
14:54
17:24
18:38
20 Ramadhan
04:01
04:17
11:32
14:54
17:24
18:39
21 Ramadhan
04:01
04:17
11:32
14:54
17:25
18:39
22 Ramadhan
04:01
04:17
11:32
14:54
17:25
18:39
23 Ramadhan
04:01
04:17
11:32
14:54
17:25
18:39
24 Ramadhan
04:01
04:17
11:33
14:54
17:25
18:39
25 Ramadhan
04:01
04:17
11:33
14:54
17:26
18:39
26 Ramadhan
04:02
04:18
11:33
14:54
17:26
18:39
27 Ramadhan
04:02
04:18
11:33
14:55
17:26
18:39
28 Ramadhan
04:02
04:18
11:33
14:55
17:26
18:39
29 Ramadhan
04:02
04:18
11:33
14:55
17:26
18:40
30 Ramadhan
04:02
04:18
11:33
14:55
17:26
18:40

 Rukyatul Hilal Indonesia (RHI)


 :: Parameter
 Untuk Kota Sumenep 7°0' LS 113°51' BT
 Arah :293.75 ° ke Mekah                                                                                          
 Jarak :8664.434 km ke Mekah