Ane punya cerpen nihh !! Buatan sendiri tentunya dong !! Buat kalian semua sebagai pengunjung setia blog kami terutama untuk para Praja Muda Karana (PRAMUKA) pemuda & pemudi Indonesia ...
Ayo baca yoooo...... !!
Malam Perjusami yang Mencekam
Setelah maghrib,setelah makan malam bersama ,kami para
peserta PERJUSAMI sengaja dikumpulkan di sebuah lapangan pinggiran
kampung.Yang jelas ,kampung ini terlihat
sepi sekali . Entah apa yang akan dilakukan Kakak Pembina di kampung yang
menyeramkan ini
Bunyi tokek
bersahutan,sementara desaun angin di antara pohon-pohon membawa kami pada
suasana yang mencekam.Ini malam yang tidak biasanya.Oleh karena itu,rasa
dinginnya seakan menusuk persendian tulangku . Tubuhku dan keringat yang keluar
keluar sisa perjalanan penjelajahan tak
mampu mengalahkan udara yang dingin ini.
Kemudian,kakak pembina datang dan langsung memimpin semua
proses latihan uji mental tersebut,seraya berkata :
“ Halo adik-adik peserta PERJUSAMI ! Setelah ini,kami
akan menguji ketahanan mental kalian dalam kecakapan ‘ jurit malam’ .Kalian satu per satu akan dilepas sendirian menelusuri medan,membaca tanda
jejak,dan menerima segala macam sandi atau kode serta kalian akan menerima
segala macam tantangan dan kalian harus
pertahankan kode kalian dengan darah dan nyawa.
Bisa
dimengerti !!... “
“ Siaap ..” ucap kami semua
Aku berangkat pada urutan ketiga dari regu komodo,setelah
Gibran & Rozy.Selintas kuingat bahwa perjalananku nanti akan dihalangi
berbagai rintangan.Dari mulai jembatan satu bambu,binatang buas dan daerah yang
angker akan membuatku bersiap-siap bertemu
dengan hal-hal ganjil seperti pocong,kuntilanak,genderuwo,jin atau
makhluk-makhluk lainnya.
Aku masih
melangkah beberapa ratus meter dari pemberangkatan dengan serius.Namun aku
mendengar suara dari rerimbunan pohon,bulu kudukku berdiri,jantungku berdegup
kencang.Ah masa ! Baru beberapa ratus meter aku telah mendapatkan ujian itu.Oh
ternyata ! Rozy telah menugguku di sana
“ Jangan buru-buru,kita jalan bareng-bareng aja.” ucap
Rozy
“ Fuuh....
aku kira tadi ada makhluk halus yang menggangguku.” ucapanku dalam hati
Baru beberapa lama aku & Rozy telah menemukan tanda
arah yang tidak jelas,kami tahu bahwa ini pasti ulah Gibran yang usil.Sedangkan
di hadapanku terdapat dua arah jalan,dan kami berdua mnjadi ragu,kemudian kami
berdua memilih arah kiri . Mudah-mudahan arahnya benar.
Kemudian ujian itu pun muncul dan nyata tepat
di depan mataku.Yang jelas setelah itu terdapat sebuah benda putih
bergelantungan. “ Astaughfirullahaladzim ! ” Jantungku seakan lepas dari
posisinya dan badanku menggigil hebat.Aku tak tahu apa yag harus aku lakukan
dengan sebuah kain yang berbentuk pocong yang menjuntai di depanku.Karena tongkat
kami berdua akan patah jika dipukulkan pada pohon yang menggantungkan pohon
tersebut.
Lima belas menit kami berdua berlari dan kami
melihat Dito sedang berlari terengah-engah dengan tubuh gemetar dan kami
melihat bercak darah di bajunya.Apa mungkin Dito menghajar habis-habisan kakak
pembina yang sedang menggerek pocong tersebut ? Kasihan juga ya,kalau Dito
sedang kalap.
]
Pagi ini kami peserta PERJUSAMI diberi istirahat yang
agak lama,setelah sarapan,kami dibiarkan melakukan kegiatan mandiri di tepi sungai yang berair jernih
ini.Aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini,segera kubenamkan kaki dan kepalaku
di sungai yang berair jernih ini. Ada kesegaran yang luar biasa menjalar di
tubuhku.
Di
sela-sela acara yang agak rileks itu ,masih banyak diantara kami yang membahas
berbagai kejadian lucu sepanjang latihan jurit malam ,semalam .Ada yang
lari terbirit-birit dikejar anjing hutan,ada yang masuk ke ladang jagung milik petani.Dan yang paling seru
ketika kami semua membahas peristiwa kemunculan hantu pocong yang ada di jalan
kami.Beragam kelakuan dan tindakan spontan dalam menghadapi hantu pocong itu
menjadi topik hangat untuk saling menunjukkan nyali diantara kami.Ada yang
mengajaknya duel,ada yang memukuli si hantu sampai putus dari tali
penggereknya,ada juga yang langsung duduk bersila membaca do’a wiridan
pengusir hantu . Dan yang lainnya adalah langsung lari dan menjerit ,untuk
yang satu ini biasanya para peserta wanita PERJUSAMI
“ Sebentar –sebentar,tadi kalian bilang menemukan pocong
di arah mana? Dari arah
jalan yang bercabang ?” tiba-tiba Dito menyela
pembicaraan kami
“ Yang
kiri.” jawab kami serempak
“ Ah,yang
kanan barangkali? ” Dito nampak yakin
dengan ucapannya
“ Yang
kiri ah,ya kan kawan ? ” Gibran juga merasa yakin dengan ucapannya
“ Pocong
yang kalian lihat berlumuran darah nggak ? ”Dito masih terus penasaran dengan
perbedaan pengalaman kami.
Kami bersamaan menggeleng.Detik itu pula Ditolangsung
jatuh lemas tak sadarkan diri di sisi sungai ini.Baru ku tahu kemudian setelah
ia sadar,kalau ternyata ia mengambil jalan yang salah .Dia tidak bertemu dengan
hantu pocon tiruan ,akan tetapi hantu pocong beneran dengan darah yang
membasahi kain kafannya.Kami juga semakin yakin ketika par Kakak Pembina itu
memang tidak mendesain arah jalan ke kanan,karena itu arah pemakaman umum
kampung ini.Dan menurut cerita masyarakat kampung ini,mereka baru memakamkan
warga yang meninggal karena kecelakaan tiga hari yang lau sebelum kami datang
ke kampung ini.Hiiiiii............
Kasihan Dito !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar